
Suatu malam Nasruddin mendengar suara ribut di luar rumahnya. Karena penasaran ia keluar memakai selumut karena sedang musim dingin. Tapi ia malah kehilangan selimutnya.

Suatu malam Nasruddin mendengar suara ribut di luar rumahnya. Karena penasaran ia keluar memakai selumut karena sedang musim dingin. Tapi ia malah kehilangan selimutnya.

Penduduk Kota Baghdad heboh gara-gara Abu Nawas membuat pengumuman bahwa ia menjual matahari Baghdad. Mereka pun melaporkannya ke Raja Harun Al Rasyid.

Hari itu, Nasruddin mendapat undangan istimewa. Seorang lelaki kaya baru saja panen besar dari usahanya, dan ia mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakannya. Semua orang penting di desa diundang, termasuk Nasruddin.

Si Kabayan punya banyak berhutang pada rentenir dan itu membuat dia pusing memikirkannya. Hari ini rentenir itu akan datang menagih.

Nasruddin Hoja dapat hukuman mati dari raja, namun ia minta tangguh setahun dengan janji akan mengajari kuda sang raja bernyanyi.

Abu Nawas, tokoh yang lucu dan bijak ini ditantang oleh teman-temannya untuk memantati Raja Harus Al-Rasyid. Apakah dia berani?

Lelaki yang Menggigit Telinganya
Dua orang lelaki datang menghadap Nashruddin Hoja yang saat itu menjadi hakim. Salah satu dari lelaki itu berkata, “Orang ini telah menggigit telingaku. Aku menuntut qishas!”