Pada suatu malam yang sangat dingin, angin musim dingin bertiup kencang membuat jendela bergetar dan dinding kamar terasa seperti es. Di dalam sebuah rumah sederhana, Nasruddin Hoja dan istrinya sedang tidur lelap di bawah selimut tebal yang hangat.
“Brrr… dinginnya malam ini,” gumam Nasruddin dalam tidurnya, sambil meringkuk seperti kucing.
Tiba-tiba…
BRAK! BRAK! BRUUUK!
Terdengar suara ribut dari luar rumah. Seperti ada yang jatuh, ada yang lari, atau mungkin… berkelahi?
Nasruddin langsung membuka matanya.
“Ada apa itu ya?” bisiknya sambil duduk. Ia mengucek matanya dan menajamkan telinga. Suara itu datang dari jalan di depan rumah. Malam-malam begini, siapa yang ribut?
Karena penasaran, Nasruddin pun bangun. Ia tidak memakai jaket atau jubah. Ia hanya mengambil selimut yang tadi dipakai tidur, lalu menyelubungkan ke tubuhnya seperti jubah pahlawan.
“Aku harus tahu apa yang terjadi,” katanya sambil berjalan menuju pintu. “Mungkin ada yang butuh bantuan!”
Dengan langkah hati-hati, Nasruddin membuka pintu rumah. Angin dingin langsung menyapa wajah dan kakinya. Tapi Nasruddin tidak takut. Ia tetap melangkah keluar dengan penuh semangat, selimut hangat membungkus tubuhnya.
Namun saat Nasruddin melangkah ke jalan yang gelap…
SWOOOOSH!
Tiba-tiba ada seseorang muncul dari balik bayangan! Orang itu memakai penutup kepala dan wajahnya tidak terlihat.
“Eh, siapa itu?” tanya Nasruddin.
Tapi orang itu tidak menjawab. Ia malah dengan cepat menarik selimut dari tubuh Nasruddin.
SRETTT!
“Waaah! Itu selimutku!” teriak Nasruddin sambil berusaha mengejar. Tapi pencuri itu sudah lari secepat angin, membawa kabur satu-satunya selimut Nasruddin!
Kini Nasruddin berdiri kedinginan di tengah jalan, tanpa selimut, tanpa jaket, hanya memakai baju tidur tipis. Ia menggigil. Akhirnya, sambil bersin-bersin dan menggigil, Nasruddin masuk kembali ke dalam rumah.
Begitu sampai di dalam, istrinya terbangun. Ia melihat suaminya masuk tanpa selimut dan hidung merah karena kedinginan.
“Ya ampun, Nasruddin! Kamu dari mana? Kenapa kamu keluar malam-malam begini? Dan mana selimut kita?” tanya sang istri heran.
Nasruddin duduk di atas kasur sambil menggosok-gosok tangannya agar hangat.
Ia menjawab, “Semua keributan di luar tadi… ternyata hanya soal selimutku.”
Istrinya makin bingung. “Soal selimutmu?”
Nasruddin mengangguk dengan wajah lucu. “Iya. Karena aku penasaran dengan suara ribut di luar, aku keluar sambil membawa selimut. Eh, malah selimutnya yang diambil pencuri! Jadi bisa dibilang… pertengkaran itu ya tentang selimutku. Buktinya searang sudah tidak ada keributan lagi.”
Sang istri pun menahan tawa. Ia menepuk dahinya sambil berkata, “Nasruddin, Nasruddin… lain kali jangan ikut-ikutan keributan di luar tanpa pakai baju tebal!”
Sejak malam itu, setiap kali terdengar suara gaduh dari luar, Nasruddin selalu mengintip dulu dari jendela. Dan tentu saja, ia tak pernah lagi membawa selimut ke luar rumah!
Pesan cerita:
Kalau penasaran, boleh saja cari tahu, tapi tetap harus hati-hati. Jangan sampai malah kehilangan sesuatu yang penting.