Frame 117

Nak, Bagaimana Perasaanmu Hari Ini?

By Alia Nanda Rumekti

Ayah Bunda, sebagai orangtua tentunya kita ingin anak-anak kita menjadi sosok yang hebat, bahagia, sehat, dan sukses. Berbagai upaya bahkan latihan kita lakukan untuk mencapai cita-cita itu, namun sering kali kita lupa menanyakan hal yang paling penting yang mengiringi setiap proses mereka setiap hari, yaitu perasaannya.

Menanyakan perasaan anak setiap hari tampaknya menjadi hal sangat sepele namun sangat sulit dan jarang bisa kita lakukan. Padahal hal ini memiliki dampak positif yang besar pada perkembangan emosional dan kesehatan mental mereka.

Kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan anak berjalan beriringan dengan setiap perasaan yang mereka alami. Perasaan yang sudah pernah mereka kenal sebelumnya, pernah mereka alami sebelumnya, atau bisa juga perasaan itu baru saja mereka kenal sehingga mereka belum mampu menjelaskan bagaimana perasaan itu sendiri.

Ada beberapa manfaat penting menanyakan perasaan anak, salah satunya meningkatkan kesadaran emosional karena anak dapat belajar mengenali dan mengungkapkan perasaannya. Melalui hal ini juga anak merasa didengar, diperhatikan, diterima, dan dipahami, sehingga kepercayaan dapat terbangun.

Ketika anak bisa mengungkapkan emosi negatif dan emosi positif yang dirasakan maka stres dan kecemasannya diharapkan bisa berkurang serta potensi berkembang dengan bahagia menjadi lebih mungkin diwujudkan. Rutin menanyakan perasaan anak setiap hari juga dapat meningkatkan kualitas komunikasi antara orangtua dan anak. Bonusnya apa? Bonusnya adalah anak dapat mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain.

“Tapi anak saya masih kecil, Kak. Bagaimana cara bertanya ya? Apa anak saya sudah paham kalau saya tanya itu?”

Nah, jika di benak Ayah dan Bunda terlintas pertanyaan ini, mari kita belajar caranya. Pertama, Ayah dan Bunda bisa menggunakan nada bicara yang tulus dan bahasa yang tepat.

Contohnya, “Nak, gimana perasaanmu hari ini?” atau “Nak, di sekolah seru? Tadi ada kejadian apa di sekolah?”

Kedua, berusahalah menjadi pendengar yang aktif dan tidak menghakimi. Misalnya dengan memperhatikan, menatap wajah anak, dan menerima setiap ceritanya tanpa berusaha memotong atau mengkritiknya sebelum selesai bicara. Ketiga, berikan contoh. Misalnya, Ayah dan Bunda juga membagikan perasaan yang sedang dirasakan saat ini, atau saat tadi di kantor, di lingkungan rumah, saat mengantarkan atau menjemputnya di sekolah, dan sebagainya.

Contohnya, “Nak, hari ini Ayah senang sekali karena hari ini di kantor Ayah ada teman baru.” atau “Bunda hari ini sedih, Nak. Karena salah satu teman Bunda di kantor ada yang sudah berhenti bekerja.”

Keempat, buatlah rutinitas dan lakukan secara konsisten. Tanyakan perasaan anak dan saling bercerita perasaan Ayah dan Bunda pada anak setiap hari. Ayah dan Bunda bisa memilih waktu sebelum tidur, saat makan bersama, pada waktu luang bersama mereka, atau pada waktu yang menurut Ayah dan Bunda efektif dan nyaman. Kelima, berikan dukungan. Berikan dukungan dalam bentuk tanggapan atau respon, pujian, dan pelukan agar anak merasa didukung, merasa diterima, dan merasa dihargai.

Menanyakan perasaan anak setiap hari adalah langkah sederhana yang efektif untuk membangun hubungan yang kuat antara orangtua dan anak. Meski sederhana hal ini juga dapat mendukung perkembangan emosionalnya. Anak perlu dilatih berempati agar dalam perkembangannya mereka tumbuh menjadi sosok yang peka terhadap kondisi di sekitarnya. Semakin dekat hubungan antara orangtua dan anak, maka semakin banyak pula kesempatan untuk saling mengenal, saling melatih empati, dan  kasih-mengasihi.

Nah, sudahkah Ayah dan Bunda bertanya bagaimana perasaan anak-anak kita hari ini? Kalau belum, kita mulai dari hari ini ya Ayah Bunda.

Semangat mendampingi dan berproses bersama anak-anak tercinta. (*)

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage