Frame 117

Nabi Ishaq

By Kakak Pengasuh

Adik-adk,  kalian tahu tidak siapa Nabi Ishaq ‘alaihissalam? Beliau adalah salah satu nabi Allah yang sangat mulia. Nabi Ishaq adalah anak dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dari istrinya yang bernama Sarah. Ishaq juga adalah adik dari Nabi Ismail ‘alaihissalam, yang lahir dari Hajar, istri kedua Nabi Ibrahim.

Setelah Nabi Ibrahim dan istrinya, Hajar, dikaruniai anak bernama Ismail, Nabi Ibrahim tetap berharap dan berdoa agar istrinya yang pertama, Sarah, juga bisa memiliki anak. Sarah adalah wanita yang sangat baik dan selalu setia menemani Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah.

Tapi ada satu hal yang membuat mereka bersedih. Sarah sudah sangat tua. Umurnya saat itu sudah 90 tahun, dan selama hidupnya, Sarah belum pernah punya anak. Banyak orang mengatakan bahwa Sarah adalah wanita yang mandul, yaitu tidak bisa punya anak.

Meski begitu, Nabi Ibrahim tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah. Ia yakin, jika Allah menghendaki sesuatu, pasti bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.

Pada suatu hari, datanglah tiga orang tamu ke rumah Nabi Ibrahim. Tapi mereka bukan orang biasa. Mereka adalah malaikat yang menyamar menjadi manusia. Malaikat ini datang untuk membawa dua kabar penting.

Saat para tamu itu datang, Nabi Ibrahim menyambut mereka dengan sangat ramah. Ia segera menyuruh pelayannya memanggang seekor anak sapi gemuk. Setelah makanan siap, beliau menghidangkannya kepada para tamu. Tapi anehnya, tamu-tamu itu tidak menyentuh makanan sedikit pun!

Nabi Ibrahim menjadi heran dan sedikit takut. Biasanya, tamu yang baik akan makan hidangan yang disajikan. Tapi mereka hanya diam.

Melihat wajah Nabi Ibrahim yang bingung, para tamu itu segera berkata, “Jangan takut, wahai Ibrahim. Kami adalah utusan Allah. Kami datang untuk memberi kabar gembira. Allah akan memberikanmu seorang anak dari istrimu, Sarah.”

Ternyata, saat para tamu itu bicara, Sarah juga mendengarnya. Ia sangat terkejut. Ia pun datang dan berkata dengan heran, “Aku? Akan punya anak? Padahal aku sudah sangat tua dan tidak bisa melahirkan!”

Malaikat pun menjawab dengan tenang, “Begitulah kehendak Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.”

Sarah masih bingung, tapi hatinya mulai merasa tenang. Nabi Ibrahim pun senang mendengarnya. Jika Allah berkehendak, tentu saja segala sesuatu bisa terjadi.

Beberapa waktu kemudian, terjadilah keajaiban. Sarah benar-benar mengandung seorang bayi. Allah benar-benar mengabulkan doa Nabi Ibrahim dan Sarah.

Lalu, lahirlah seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Mereka memberinya nama Ishaq, yang berarti “tertawa” karena Sarah sempat tertawa sekaligus terkejut saat mendengar kabar gembira dari para malaikat.

Saat itu, usia Nabi Ibrahim sudah 100 tahun, sedangkan Sarah berumur 90 tahun. Tapi Allah mampu menjadikan apa saja menjadi mungkin.

Anak-anak, Nabi Ishaq tumbuh menjadi anak yang sangat saleh. Ia taat kepada Allah dan sangat menyayangi orang tuanya. Sejak kecil, ia suka belajar dan menyebarkan kebaikan.

Allah memberikan ilmu yang banyak kepada Nabi Ishaq. Karena itu, beliau termasuk nabi yang dihormati dan dijadikan contoh bagi umatnya.

Di dalam Al-Qur’an, Allah memuji Nabi Ishaq. Allah menyebut Nabi Ishaq sebagai orang yang memiliki ilmu dan perbuatan-perbuatan baik, serta memiliki akhlak mulia.

***

Waktu terus berjalan. Nabi Ishaq pun tumbuh dewasa. Ketika usianya 40 tahun, ia memutuskan untuk menikah. Nama istrinya adalah Rafqah binti Batuil.

Namun, ternyata ujian hidup datang lagi. Sama seperti ibunya Sarah, istri Nabi Ishaq juga tidak bisa segera punya anak. Tapi, Nabi Ishaq tidak pernah putus asa. Ia terus berdoa kepada Allah, seperti yang dahulu dilakukan oleh ayahnya.

Nabi Ishaq percaya bahwa Allah Maha Kuasa. Jika Allah sudah pernah memberikan keajaiban kepada ibunya, tentu saja bisa memberikan keajaiban lagi kepadanya.

Setelah penantian yang panjang dan doa yang terus-menerus, akhirnya Rafqah mengandung. Dan ternyata, Allah tidak hanya memberikan satu anak. Tapi dua anak kembar.

Masya Allah! Anak itu diberi nama Iish (atau Esau) dan Ya’qub. Nabi Ishaq sangat bahagia karena akhirnya menjadi ayah. Betapa besar rahmat Allah kepada keluarganya.

Anak-anak Nabi Ishaq juga tumbuh menjadi anak-anak yang baik. Salah satu dari mereka, yaitu Ya’qub, kelak juga akan menjadi nabi,

Walaupun kisah lengkap Nabi Ishaq tidak banyak diceritakan dalam Al-Qur’an, tetapi Allah menyebut namanya sebagai orang yang mulia dan dipilih.

Rasulullah Muhammad SAW juga menyebutkan Nabi Ishaq saat menceritakan tentang keturunan para nabi. Beliau berkata:

“Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia dan putra yang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub, putra Ishaq, putra Ibrahim.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, Nabi Ishaq adalah bagian dari keluarga para nabi yang sangat dimuliakan oleh Allah.

Dari Nabi Ishaq dan anak-anaknya, lahirlah banyak keturunan yang kelak disebut Bani Israil. Mereka adalah umat yang Allah beri banyak nabi, seperti Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan lain-lain.

Nabi Ya’qub, anak Nabi Ishaq, memiliki dua belas anak, salah satunya adalah Nabi Yusuf AS. Kisah Nabi Yusuf adalah kisah yang sangat indah dan penuh pelajaran.

Sementara itu, saudara kembar Nabi Ya’qub, yaitu Iish, menjadi nenek moyang bangsa Romawi. Mereka hidup di tempat yang jauh dan berbeda dari keluarga Nabi Ya’qub.

Dari kisah Nabi Ishaq ini, kita bisa belajar banyak hal.

  1. Jangan pernah putus asa dalam berdoa.
    Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq terus berdoa meski harus menunggu lama. Tapi akhirnya Allah kabulkan doa mereka.

  2. Allah Maha Kuasa.
    Allah bisa memberikan anak kepada orang yang sudah tua dan mandul. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

  3. Jadilah anak yang shalih dan berilmu.
    Nabi Ishaq dikenal karena kebaikannya dan ilmunya. Kita juga harus rajin belajar dan berbuat baik.

  4. Bersyukur atas keluarga.
    Allah memberikan keluarga yang luar biasa kepada Nabi Ishaq. Kita juga harus mencintai dan mendoakan orang tua kita.

Semoga kisah Nabi Ishaq ‘alaihissalam ini membuat Adik-adik semakin semangat berdoa, rajin belajar, dan jadi anak yang taat kepada Allah, ya! (*)

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage