Frame 117

Lutung Kasarung dan Purbasari

By Redaksi

Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pasundan. Kerajaan tersebut diperintah oleh seorang raja bernama Prabu Tapak Agung. Prabu Tapak Agung dikenal sebagai raja yang bijaksana dan baik hati. Ia tinggal bersama kedua putrinya, Purbararang dan Purbasari.

Prabu Tapak Agung sudah tua. Ia merasa sudah lelah mengurus kerajaan dan sudah saatnya mengangkat pengganti. Dia segera mengumpulkan kedua putrinya.

“Ayah sudah terlalu tua. Sudah saatnya kamu menggantikan Ayah, Purbasari,” kata Prabu Tapak Agung kepada putri bungsunya. Beliau memilih Purbasari karena putrinya itu dikenal cantik, cerdas dan bijak. Sementara Purbararang justru lebih manja dan dianggap kurang cakap dalam mengurus kerajaan.

Betapa kecewanya Purbararang. Dia tidak terima dengan keputusan ayahnya. Dia menganggap dirinya adalah putri terbaik untuk menggantikan raja.

“Aku putri sulung. Seharusnya Ayah memilihku sebagai pengganti,” ujar Purbararang kecewa.

Namun, keputusan raja tidak dapat disangkal. Ini membuat marah Purbararang. Dia sangat marah sehingga dia berencana untuk menyakiti saudara perempuannya. Ia pun menemui penyihir untuk menyihir Purbasari.

“Aku ingin kamu membuat adikku terlihat buruk sehingga dia tidak layak menjadi pemimpin kerajaan,” mohon Purbararang pada penyihir.

“Itu bukan hal yang sulit bagiku,” jawab penyihir itu.

Penyihir tua tersebut melantunkan mantra. Malamnya Purbasari berubah menjadi buruk rupa. Purbararang sangat senang mengetahui rencana jahatnya berhasil. Purbasari yang kini berubah buruk membuat Prabu Tapak Agung terkejut dan mengurungkan rencananya mengangkat Purbasari sebagai penggantinya. Tidak mungkin Purbasari menjadi ratu dengan penampilan yang begitu menakutkan.

Prabu Tapak Agung bermimpi, ia diperintah mengucilkan Purbasari ke dalam hutan. Untungnya jalan ke sana bagus. Prabu Tapak Agung membangun gubuk kecil di hutan untuk tempat tinggal Purbasari.

Purbasari sebenarnya punya banyak teman binatang di hutan. Mereka dengan senang hati membantu Purbasari saat Purbasari dalam kesulitan. Salah satu hewan sahabat Purbasari adalah kera hitam. Namanya adalah Lutung Kasarung.

Hampir setiap hari Lutung menghibur Purbasari agar tidak bersedih. Dia sangat sibuk membawakan bunga dan makanan untuk Purbasari. Dia mengkhawatirkan Purbasari.

Lutung Kasarung sebenarnya berbeda dengan hewan lainnya. Saat bulan purnama, dia selalu mencari tempat sepi seperti gua. Di sana ia bersemedi untuk memohon kepada Yang Kuasa.

Suatu malam saat Lutung Kasarung sedang besemedi, bumi di sekitar Lutung Kasarung terbuka. Tiba-tiba, air yang sangat jernih dan murni keluar dari tanah. Perlahan-lahan air tersebut membentuk pancuran yang berubah menjadi aroma yang sangat harum. Sangat berbeda dengan air mancur biasa.

Keesokan paginya Lutung Kasarung meminta Purbasari untuk mandi di air mancur tersebut. Tanpa ragu, Purbasari menyetujui permintaan Lutung Kasarung. Dan saat dia mandi serta bercermin, Purbasari terkejut. Astaga! Dia cantik kembali seperti dulu. Purbasari jadi sangat senang.

Di istana, Purbararang hidup bahagia. Suatu hari ia teringat Purbasari. Dia juga berencana untuk mengunjungi saudara perempuannya di hutan.

“Aku akan pergi menjenguk Purbasari di hutan,” kata Purbararang kepada Sang Patih, tunangannya.

“Aku akan mendampingi, Tuan Putri,” Sang Patih menawarkan diri mengawal.

Purbararang pun pergi ke hutan bersama ayahnya dikawal oleh Sang Patih. Sesampainya di hutan, Purbararang curiga. Ia melihat ada bangunan kecil.

“Bangunan apa ini?” tanya Purbararang.

“Itu pondok Purbasari. Dia tinggal di pondok itu saat berada di hutan,” jelas Sang Patih.

Purbararang menjadi marah ketika mengetahui hal ini. Rupanya dia tidak tahu bahwa Sang Patih telah membangun pondok untuk Purbasari. Purbararang bergegas masuk ke pondok tersebut.

Purbararang semakin kaget menemukan Purbasari sudah kembali cantik seperti dulu. Purbararang tidak percaya. Tak ingin dipermalukan, Purbararang menantang adiknya untuk bersaing. Siapa pun yang lebih unggul, maka ia pantas menjadi ratu.

“Aku mau kita bersaing, siapa yang rambutnya paling panjang, maka dia menang,” tantang Purbararang.

Purbasari tidak yakin. Namun ketika Purbararang terus mendesaknya, akhirnya dia setuju. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang dari Purbararang. Purbasari jelas menang.

Tak mau menerima kekalahan, Purbararang kembali mengajak adiknya bersaing. Purbasari berada di hutan selama ini, pasti dia tidak punya seorang kekasih, pikir Purbararang. Purbararang pun ingin mereka bersaing menunjukkan calon suami masing-masing. Siapa pun yang memiliki calon suami paling tampan maka ia menang.

“Ini tunangan saya,” kata Purbararang sambil memperkenalkan tunangannya, Sang Patih.

Purbasari tidak pernah kehabisan ide. Dia ingat Lutung Kasarung yang selalu baik padanya. Purbasari menggandeng tangan Lutung Kasarung.

“Jadi kera itu tunanganmu?” ejek Purbararang.

Mendengar ejekan kakaknya, Purbasari menjadi sedih. Dia hampir menangis. Lutung Kasarung tidak tahan. Kemudian dia berdoa pada Yang Kuasa.

Ajaib! Tiba-tiba, tubuh Lutung Kasarung bersinar terang. Dalam sekejap, Lutung Kasarung berubah wujud. Ia menjadi pangeran yang sangat tampan. Bahkan, lebih tampan dari tunangan Purbararang. Sontak hal itu membuat mereka semua terbelalak, termasuk Purbasari.

Maka mau tak mau, Purbararang mengaku kalah. Akhirnya, Purbasari kembali ke istana dan diangkat menjadi ratu. Ia pun didampingi oleh suaminya yang sangat baik, yaitu Lutung Kasarung yang kini sudah berubah wujud menjadi pemuda tampan. (Tamat)

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage