Frame 117

Dua Tapi Berbeda

By Penulis N

Namanya Kara dan Kira. Orang-orang selalu bingung membedakan mereka, apalagi kalau mereka memakai baju yang sama. Tapi kalau sudah ngobrol lima menit saja, siapa pun bisa tahu, mereka benar-benar berbeda.

Kara suka mencatat, membuat jadwal, dan menandai kalender dengan spidol warna-warni. Setiap pukul tujuh pagi, dia sudah duduk rapi di meja makan, rambut dikuncir dua sama rata, dan kaus kaki selalu pas kanan-kiri.

Kira? Dia baru bangun pukul tujuh lebih lima belas. Kadang rambutnya seperti sarang burung, kadang seperti awan hujan. Kira lebih suka menggambar di kertas bekas dan menempelkan hasilnya di tembok kamar. Kaus kakinya? Kadang satu bergambar dinosaurus, satunya polkadot.

Tapi mereka kembar. Lahir selisih tiga menit. Dan hari ini, mereka pindah ke rumah baru.

“Ini rumah baru kita! Kalian dapat kamar di lantai dua!” kata Mama sambil membuka pintu.

“Yeay!” seru Kira, langsung naik tangga.

Kara mengikuti sambil membawa map berisi “Rencana Penataan Kamar Kembar” yang sudah dia susun sejak seminggu lalu. Dia sudah menghitung posisi tempat tidur, meja belajar, dan rak buku agar ruangan tampak rapi dan nyaman.

Begitu pintu kamar terbuka, Kara langsung menunjuk sudut kanan dekat jendela. “Aku di sini. Cahayanya cukup buat baca buku sore hari. Meja belajarku juga di sini, biar dekat colokan lampu belajar.”

Kira berputar-putar. “Aku mau sisi yang dekat pintu. Jadi kalau buru-buru ke kamar mandi, enggak nyasar.”

“Tapi itu dekat lemari baju. Nanti kalau kamu lempar kaus kaki sembarangan—”

“Enggak akan, kok!” jawab Kira cepat. “Eh, aku taruh bean bag di pojok sana ya? Buat baca sambil guling-guling.”

Kara membuka mapnya. “Tapi itu tempat rak bukuku.”

“Rak bukumu bisa di samping meja belajar, kan?”

Kara diam. Pindah satu item dalam rencananya berarti mengubah keseluruhan skema.

“Ya udah, kita atur bareng, ya,” kata Kira sambil tersenyum.

Kara menatap Kira lama. “Kamu yakin enggak bakal berantakin semua?”

Kira mengangguk. Tapi sepuluh menit kemudian, isi satu kardus miliknya sudah berserakan di lantai. Ada bantal lucu, boneka kucing, poster planet, dan gunting yang entah kenapa nyempil di antara celana tidur.

Kara menghela napas panjang. “Kita ini kembar, tapi kenapa kamu kayak alien dari planet berantakan?”

“Dan kamu kayak robot dari planet rapi!” balas Kira, tertawa.

Malam itu, mereka tidur di kasur masing-masing. Lampu kamar diredupkan, hanya menyisakan lampu meja kecil milik Kara yang menyala.

Kira menggeliat. “Kamu enggak matiin lampunya?”

“Aku mau baca dulu.”

“Matanya nanti lelah.”

“Kamu tidur aja dulu.”

Tapi Kira tak bisa tidur kalau ada cahaya terlalu terang. Dan Kara tak bisa tidur kalau belum selesai membaca satu bab.

Akhirnya Kira menarik selimut sampai ke kepala. Kara merapatkan kacamatanya dan menahan diri untuk tidak mengomentari selimut Kira yang menjuntai ke lantai.

Besok, mereka akan masuk sekolah baru. Kelas 5B di SD Mentari. Guru baru, teman baru.

Dan yang lebih penting lagi, mereka masih harus tidur sekamar. Selama-lamanya. (*)

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage