Frame 117

Cinderella

By Redaksi

Pada suatu masa, hiduplah seorang gadis cantik dan baik hati bernama Cinderella. Ia sudah ditinggal mati ibunya sejak kecil. Ayahnya kemudian menikah dengan perempuan yang memiliki dua anak gadis seusia Cinderella.

Malang bagi Cinderella, ayahnya meninggal terlalu cepat. Sejak kematian ayahnya, Cinderella tinggal di sebuah rumah besar bersama ibu tiri dan dua saudara tirinya.

Ibu tirinya memberi Cinderella banyak pekerjaan rumah setiap hari. Pekerjaan tersebut antara lain membersihkan rumah dan mengurus segala keperluan ibu dan kedua saudara tirinya.

Kedua kakak tiri Cinderella tidak suka membersihkan rumah atau pekerjaan lainnya. Keduanya hanya suka hidup manja dan selalu mengolok-olok penampilan Cinderella yang menurut mereka jelek. Mereka menyebut Cinderella dengan sebutan Upik Abu karena setiap hari berurusan dengan debu dan pekerjaan rumah.

“Lihatlah pakaianmu, sangat kotor dan jelek,” kata salah satu saudara tirinya.

Suatu hari, sepucuk surat dari raja tiba di rumah Cinderella. Surat tersebut menyatakan bahwa raja akan mengadakan pesta dansa untuk mencarikan calon istri bagi sang pangeran. Seluruh gadis di negeri itu harus datang ke pesta tersebut.

Semua orang sangat senang dengan berita ini. Termasuk kedua saudara tiri Cinderella. Mereka tak sabar memamerkan gaun mahal mereka untuk menarik perhatian sang pangeran.

Cinderella juga mendengar undangan tersebut dan ingin pergi ke pesta dansa. Sayangnya, ibu tirinya melarang datang dan meminta Cinderella membersihkan rumah selama pesta dansa.

Cinderella pun diminta menyiapkan segala perlengkapan pesta untuk kedua saudara tirinya.

“Aku tidak bisa pergi ke pesta dansa karena aku punya banyak pekerjaan rumah yang harus kuselesaikan,” keluhnya sendiri. “Selain itu, aku harus membantu kedua saudara tiriku mempersiapkan gaun pesta mereka.”

“Jika kau ingin ikut, maka kau harus menyelesaikan semua pekerjaanmu sampai selesai,” kata ibu tirinya.

Cinderella bekerja keras untuk menyelesaikan semua tugasnya. Dia sangat ingin pergi ke pesta dansa itu. Sayangnya usaha Cinderella tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Pekerjaannya terlalu banyak dan seakan tak ada habisnya.

Cinderella pun sadar ia tidak bisa pergi ke pesta karena pekerjaan rumahnya belum selesai. Dengan kecewa ia berlari ke taman.

“Tidak ada lagi yang kesempatan bagiku,” kata Cinderella sedih.

“Itu tidak benar.” Tiba-tiba, Cinderella mendengar suara di dekatnya.

Dia pun berbalik dan melihat seorang perempuan kecil dengan tongkat sihir di tangannya. Sosok mungil itu tersenyum padanya. Dia ternyata adalah Ibu Peri. Dia meminta Cinderella untuk percaya pada keajaiban.

Ibu Peri kemudian membantu Cinderella mempersiapkan segala keperluan pestanya. Ibu Peri menggunakan tongkat sihirnya untuk mengubah labu menjadi kereta kencana yang indah. Lalu ia pun mengubah tikus-tikus menjadi kuda yang siap menarik kereta kencana.

Dia juga mengubah penampilan Cinderella.

Kini Cinderella terlihat sangat cantik dalam balutan gaun biru muda berkilau dan sepasang sepatu kaca. Cinderella sangat senang dan tidak sabar untuk pergi ke pesta dansa.

Sebelum berangkat, Ibu Peri memberi tahu Cinderella bahwa dia tidak boleh berada di pesta terlalu lama.

“Kau harus kembali ke rumah pada tengah malam. Mantra ini tidak bertahan setelah tengah malam, jadi kau harus kembali sebelum itu,” kata Ibu Peri.

Ketika Cinderella tiba di istana, semua mata tertuju padanya. Dia adalah wanita tercantik yang datang ke pesta dansa. Bahkan ibu dan dua saudara tirinya tidak mengenali Cinderella.

Pangeran melihat Cinderella dan langsung jatuh cinta padanya. Kemudian dia mendekati Cinderella dan mengajaknya menari. Semua gadis yang hadir menjadi iri.

Cinderella menari dan mengobrol dengan pangeran sepanjang malam. Tanpa dia sadari, saat itu hampir tengah malam dan sihir Ibu Peri akan hilang.

Dengan terburu-buru Cinderella lari meninggalkan pangeran yang kebingungan. Saking terburu-buru, tanpa sengaja salah satu sepatu kacanya lepas dan tertinggal.

Sang pangeran tidak dapat mengejar karena kereta kencana segera berlari cepat meninggalkan istana. Pangeran hanya bisa memandang sepatu kaca itu dan menyimpannya.

Keesokan harinya, pangeran memutuskan untuk mencari Cinderella ke seluruh negeri. Dia memerintahkan para prajuritnya untuk memeriksa rumah-rumah dan memerintahkan semua gadis untuk memakai sepatu kaca yang tersebut. Namun tak satu pun kaki para gadis itu cocok dengan sepatu kaca yang dibawa para prajurit.

Ketika para prajurit itu tiba di rumah terakhir, yaitu rumah Cinderella, dia meminta kedua saudara tirinya untuk mencoba sepatu tersebut. Namun, sepatu tersebut juga tidak sesuai dengan ukuran kaki mereka yang besar.

Cinderella pun diberi kesempatan untuk mencobanya atas permintaan prajurit. Kedua saudara tirinya tertawa mengejek, mana mungkin itu sepatu Cinderella sedangkan setahu mereka Cinderella tidak datang ke pesta tersebut.

Ternyata sepatu itu sangat pas di kaki Cinderella.

“Sepertinya kita sudah menemukan pemiliknya,” kata prajurit kepada teman-temannya.

Akhirnya Cinderella dibawa ke istana dan sebagai bukti bahwa dia adalah pemilik sepatu tersebut, Cinderella menunjukkan pasangan sepatu tersebut. Maka yakinlah keluarga istana bahwa sepatu itu memang milik Cinderella.

Mereka heran kenapa penampilan Cinderella kini begitu berbeda dengan baju yang buruk. Ia pun menceritakan kisah hidupnya yang ditinggal mati kedua orang tua dan kini tinggal bersama ibu serta kedua saudara tirinya.

Keluarga kerajaan terharu mendengar cerita Cinderella dan segera mengangkat Cinderella sebagai calon istri pangeran. Cinderella terlihat sangat cantik setelah diberi pakaian yang bagus. Akhirnya Cinderella dan pangeran menikah dan hidup bahagia. (*)

 

Disclaimer: Tulisan ini adalah cerita rakyat setempat yang tidak diketahui penulis aslinya dan ditulis ulang oleh Kak Novia Syahidah (Pengasuh Redaksi KBM for Kids) dengan beberapa perubahan tanpa menghilangkan intisari cerita.

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage