Adik Adik yang hebat, kamu tentu pernah membaca salah satu syarat dalam sebuah lomba menulis: Tulisan harus sesuai dengan EYD.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau disingkat dengan KBBI, ejaan adalah cara menggambarkan bunyi-bunyi kata, kalimat, dan sebagainya dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) termasuk di dalamnya penggunaan tanda baca. Bisa dikatakan bahwa ejaan adalah cara kita dalam menuliskan kata atau kalimat dengan benar, serta memperhatikan penggunaan tanda baca yang benar.
Lalu apa yang dimaksud dengan Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD?
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata atau kalimat dalam Bahasa Indonesia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang disempurnakan atau lebih kita kenal dengan singkatan EYD adalah aturan dasar ejaan dalam Bahasa Indonesia.
Kamu tahu tidak, sebelum menggunakan EYD, bangsa kita sempat menggunakan ejaan Suwand? Ejaan Suwandi adalah ejaan lama yang biasa kita temukan dalam literatur sebelum kemerdekaan Indonesia.
Sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi yang diubah. Berikut perubahan tersebut beserta contohnya:
- ‘j’ menjadi ‘y'(‘jang’ menjadi ‘yang’)
- ‘dj’ menjadi ‘j'(‘djari’ menjadi ‘jari’)
- ‘nj’ menjadi ‘ny'(‘njonja’ menjadi ‘nyonya’)
- ‘ch’ menjadi ‘kh'(‘achir’ menjadi ‘akhir’)
- ‘tj’ menjadi ‘c'(‘tjantik’ menjadi ‘cantik’)
- ‘sj’ menjadi ‘sy'(‘sjarat’ menjadi ‘syarat’)
- ‘oe’ menjadi ‘u’ (‘doeloe’ menjadi ‘dulu’)
Sekarang kamu sudah paham kan sejarah EYD dan perbedaan antara ejaan lama dan ejaan baru Bahasa Indonesia? (*)
