Frame 117

Amora Si Penyihir Cilik

By Katarina Lasmaida Simamora

Amora adalah seorang penyihir cilik terkenal yang berumur 13 tahun. Ia seorang anak yang baik hati, cerdas, periang, dan memiliki bakat sihir turunan dari ibunya. Setelah memenangkan sayembara dan mendapatkan hadiah buku, ia tiba-tiba tersesat di hutan. Walaupun hutannya sangat indah, tetapi ia hanya menemukan buah-buahan yang tidak mengenyangkan. Ia bertekad ingin segera keluar dari hutan. Untuk bisa keluar dari hutan ia harus memecahkan kode, teka-teki, dan perjalanan yang tidak mudah.

Sayembara tiga tahunan di Culross adalah suatu hari yang selalu ditunggu- tunggu oleh para penyihir cilik di Curloss. Sayembara ini diikuti oleh hampir semua anak yang tinggal di sana. Amora mengikuti sayemabara ini dan memenangkannya. Ia mendapatkan hadiah sebuah buku warisan para penyihir cilik. Ketika dia membuka buku tersebut di halaman tengah, ia melihat cahaya putih bercampur ungu berkilauan keluar dari buku itu.

Wussshhh! Tiba-tiba Amora masuk ke dunia lain.

Sesaat ia sadar sudah berada di hutan yang luas dan melihat aneka pohon berwarna-warni seperti pelangi yang membentuk bunga-bunga indah. Ia terkagum-kagum dengan suasana itu dan mengelilingi hutan itu sepanjang hari. Ketika menjelang malam, ia mulai lapar. Lalu, ia melihat satu pohon yang isinya buah-buahan yang berbeda bentuknya, enak, dan segar.

Ia makan buah-buahan sangat banyak, tetapi esok harinya ia masih merasa kelaparan. Akhirnya Amora sadar bahwa tidak mungkin makan buah-buahan yang ada di hutan itu terus. Ia berpikir untuk keluar dari hutan yang indah itu.

Esoknya, Amora berusaha keluar dari hutan, berjalan melewati ranting-ranting pohon dan semak-semak duri, bahkan meloncati batang pohon besar yang tumbang. Di dekat semak-semak itu, ia menemukan lubang kecil. Ketika masuk ke dalam, Amora menemukan goa panjang yang di ujungnya terdapat kastil misterius.

Di dalam kastil itu Amora menemukan buku-buku tua yang usang. Tidak sengaja ia menyenggol sebuah buku yang bentuknya aneh seperti botol ramuan. Di depan halaman buku terdapat tombol yang harus diisi dengan kode tertentu. Ia mencari-cari kode itu dan saat membalik-balikkan bukunya, ia menemukan sebuah petunjuk rahasia.

Petunjuknya adalah “OIMB”. Ia berpikir selama 10 menit.

“Aha! Aku tahu jawabannya!”

Huruf O mirip seperti angka 0. Huruf I mirip seperti angka 1. Huruf M mirip seperti angka 3 terbalik. Huruf B mirip seperti angka 8. Jadi kodenya adalah 0138. Ia menekan angka 0138 dengan penuh keyakinan, lalu tiba-tiba bukunya terbuka di halaman yang isinya cara jalan keluar dari hutan.

Amora senang sekaligus ragu dan takut apakah jalan keluar yang diberitahu itu benar dan tidak menyesatkan. Ia memberanikan diri untuk tetap mengikuti arahannya. Saat di persimpangan, ia menemukan satu teka-teki lagi. Ia menggunakan kemampuan otaknya dan kekuatan sihirnya untuk memecahkan teka-teki yang tersisa itu. Kata-kata orang tuanya selalu ia ingat.

“Kalau kamu berani mencoba, kamu akan tahu jawabnya.”

Setelah berjalan beberapa jam, Ia melihat tanda-tanda segera akan keluar hutan. Ia melihat dari jauh sebuah pintu tinggi yang terbuat dari ranting-ranting pohon. Ia mendekati pintu itu, melewatinya, dan akhirnya berhasil keluar dan menemukan arah pulang ke rumahnya.

Rasanya begitu gembira. Amora bangga dengan dirinya yang tidak menyerah. Akhirnya, Amora kembali ke rumah dan bertemu dengan orang tuanya lagi. Ia berpelukan dengan kedua orang tuanya. Ia senang berkumpul kembali dengan orang-orang yang ia sayangi. (Tamat)

-- Akhir --

Bagikan Cerita

Baca tulisan menarik lainnya

Punya Naskah Cerita Sendiri?

Kirim Naskahmu Sekarang!

Naskah-Homepage